Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, menyatakan bahwa AS dan Zionis Israel berniat menekan Iran dengan cara menyerang dua negara Arab. Menurut Ahmadinejad, hal itu akan dilakukan dalam tiga bulan mendatang.
Ahmadinejad dalam wawancaranya dengan Press TV, Selasa (27/7), mengatakan, "Kami mempunyai data lengkap bahwa AS merancang skenario untuk menggelar perang urat syaraf terhadap Iran." Ia juga menegaskan, "Pernyataan Presiden Rusia menjelaskan skenario terselubung tersebut." Menurut Ahmadinejad, pernyataan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev yang menyebutkan Iran semakin dekat menguasai teknologi senjata nuklir, pada dasarnya menekan tombol skenario tersebut."
Lebih lanjut Ahmadinejad mengatakan, "Karena AS dan Israel tidak dapat menyerang langsung ke Iran, kedua rezim ini berniat menyerang negara-negara yang dekat dengan Iran, dan berupaya menekan Tehran." Ahmadinejad menambahkan, "Sejumlah pihak diculik dan diangkut ke AS yang kemudian dipaksa untuk berbicara soal program nuklir Iran versi musuh. Ini semua adalah skenario murni. Musuh-musuh mulai melakukan propaganda besar-besaran, dan kemudian mereka akan menyerang sejumlah negara di kawasan untuk menekan Republik Islam Iran. Selain itu, mereka juga bekerjasama dengan sejumlah pihak di kawasan dan di dalam negeri ini. Mereka telah menekan tombol skenario ini."
Ahmadinejad mengatakan, "AS dalam skenario ini mengincar dua target. Pertama adalah menghalangi kemajuan Iran, sedangkan target kedua adalah menyelamatkan Zionis Israel dari jalan buntu melalui perang." Dalam wawancara itu, Ahmadinejad juga mengingatkan Presiden AS, Barack Obama supaya tidak mengulangi langkah yang pernah dilakukan George W. Bush.
Di penghujung wawancara, Ahmadinejad menyatakan bahwa Iran akan melakukan perundingan dengan negara-negara Barat pada awal bulan September. Ahmadinejad juga menghendaki keterlibatan Turki dan Brazil dalam perundingan dengan Barat.
ALI SHIRAZI, Duta besar Iran untuk PBB mengatakan Teheran akan menjawab serangan Israel terhadap fasilitas nuklir mereka dengan membumihanguskan Tel Aviv, media Israel melaporkan hari Minggu waktu setempat (1/8).
Duta besar mengatakan, "Kalau kami mengumumkan bahwa kami menarik diri dari program nuklir dan pengembangan uranium, aksi melawan Iran tidak akan berhenti dan mereka akan mencari dalih baru untuk menghadapi Iran setiap hari," menurut situs berita tersebut.
Ia kemudian menegaskan bahwa jika Republik Islam menarik diri dari program tersebut, "musuh hanya akan mencari alasan yang lain untuk terus memberikan teror pada rezim Iran."
Pihak resmi Iran mengomentari persoalan dari waktu ke waktu ini dalm memperingatkan Israel dan Amerika Serikat atas serangan militer. Mereka bersikukuh program nuklir Tehran digunakan untuk kepentingan sipil dan bukan untuk mengembangan bom atom, seperti yang diduga Barat.
"Peluru pertama yang ditembakkan oleh Amerika ke Iran akan dijawab Iran dengan penghancuran daerah paling pentingnya di seluruh dunia, " agen berita siswa ISNA mengutip Ali Shirazy seperti yang dikatakan dalam pidato pada Revolutionary Guards.
Komentar Shirazi menajamkan perang kata-kata yang meningkatkan rasa takut konfrontasi militer dan membantu menaikkan harga minyak dunia ke rekor tertinggi dalam beberapa minggu ini.
"Rezim Zionis menekan pegawai Gedung Putih untuk menyerang Iran. Jika mereka melakukan kebodohan semacam itu, Tel Aviv dan kapal Amerika Serikat di Semenanjung Persia akan menjadi target pertama Iran dan mereka akan dibumihanguskan," demikian dikutip dari Shirazi.
Shirazi, ulama tingkat menengah, merupakan perwakilan Pimpinan Utama Ayatollah Ali Khamenei untuk Revolutionary Guards.
Komandan artileri dan unit missil Revolutionary Guards, Mahmoud Chaharbaghi, mengatakan 50 brigade pasukannya telah dilengkapi dengan yang ia sebut sebagai gugus mesiu cerdas.
"Seluruh senjata, peluru, dan roket kami dalam kondisi siaga" untuk melindungi wilayah Iran, demikian dikutip oleh pemberitaan Hemayet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar