Masyarakat tidak perlu panik menanggapi fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengoreksi arah kiblat. Masyarakat bisa dengan mudah memanfaatkan teknologi penentuan arah kiblat yang bisa diakses melalui www.qiblalocator.com.
Demikian disampaikan Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaludin, dalam acara 'Diseminasi Arah Kiblat dan Penentuan Awal Ramadan', di Kantor Lapan Bandung, Kamis, 5 Agustus 2010.
Menurutnya, arah kiblat tak pernah berubah, termasuk pengaruh gempa yang menggeser lempengan bumi. "Keresahan arah kiblat dipicu sejarah, di mana dahulu publik dihadapkan pada kesulitan penentuan arah kiblat karena ilmu pengetahuan dan teknologi saat itu belum dapat digunakan untuk memastikan posisi tempat," kata Thomas Djamaludin di Bandung,
Dahulu, orang menggunakan logika untuk menentukan kiblat. Posisi Indonesia berada di timur Kabah sehingga kiblat menghadap ke barat. Saat ini, teknologi telah berkembang pesat dan mempermudah manusia untuk menentukan arah kiblat dengan benar.
Kini, masyarakat bisa dengan mudah memperhitungkan arah kiblat dengan layanan satelit di www.qiblalocator.com. Cukup ketik lokasi Anda. Setelah citra satelit memunculkan titik lokasi Anda, ikuti garis merah sebagai arah kiblat yang benar.
Peneliti matahari dan antariksa LAPAN, Abdul Rachman, menambahkan, ada juga dua cara sederhana untuk menentukan arah kiblat yakni dengan menggunakan teori sudut dan teori bayangan. Dua kali setahun matahari tepat berada di atas Kabah dan saat itu matahari berada di arah kiblat.
"Pada tanggal 28 Mei pukul 16.18 dan 16 Juli pukul 16.27. Tekniknya menggunakan tiang tegak di atas papan datar," ujar Rachman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar