Seorang bocah di Kampung Cibalengbeng RT02/RW 04 Desa Cibaregbeg, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Jabar), Supardi (14) bobot badannya mencapai lebih dari 1 kuintal (100 Kilogram) dan diduga menderita obesitas.
Bahkan, Supardi yang akrab dipanggil Ujang itu tidak bisa berjalan dan hanya bisa merangkak karena kedua kakinya tidak bisa menopang berat badannya yang beda dari teman seusianya itu. Ayah kandung Ujang, Endang (58), di Sukabumi, Kamis (8/4/2010) mengaku, ia dan istrinya, Upit (55) tak menyangka anak bungsu dari empat bersaudara itu memiliki badan yang sangat berat.
Padahal, porsi makannya normal seperti biasanya saja karena keluarganya pun dari kalangan keluarga miskin. Selain itu, lahirnya pun normal seperti bayi pada umumnya, namun saat usianya 2,5 tahun berat badan Supardi terus bertambah seberat 1 Kilogram/20 hari. "Berat Ujang terus bertambah, bahkan pakaiannya pun tidak bisa dipakai lagi. Pada usia 10 tahun, badannya bertambah besar," kata Endang.
Akibat memiliki berat badan yang sangat berat akhirnya Ujang sejak usia di bawah lima tahun (Balita) tidak dapat berjalan seperti anak pada umumnya. Setiap harinya Ujang kecil hanya bisa merangkak. Menurut dia, anaknya dalam kondisi sehat dan tubuhnya yang gemuk itu bukan karena penyakit ataupun kelainan.
"Tubuh anak saya ini memang badannya besar dan gemuk saja," tambah Endang yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh berpenghasilan Rp 20.000/hari. Kepala Puskesmas Sagaranten dr Titin M Andadari yang biasa memeriksa Ujang mengatakan, meski menderita obesitas, kondisi tubuhnya sehat-sehat saja. Ujang hanya tidak bisa berjalan lantaran tulang pada kakinya tidak bisa menahan tubuhnya yang sangat besar itu.
"Ujang bisa disembuhkan dengan berbagai terapi, seperti latihan fisik yang bisa mengurangi berat badannya dan mengurangi porsi makannya," katanya. Ia menambahkan, faktor obesitas tidak hanya disebabkan oleh faktor genetika, tapi juga bisa metabolisme tubuh dan kurangnya aktivitas penderita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar